Re-post from fanfiction.net
Chapter 2
"Haha… lihat anak itu! Anak lelaki itu cengeng, haha,"
"Haha… benar, baru didorong seperti itu saja sudah
nangis,"
"Haha… dasar cengeng," hinaan dan ejekan dari
segerombolan anak lelaki membuat seorang anak lelaki berambut merah semakin
menangis.
Anak kecil berambut merah itu menoleh, dapat dilihatnya
seorang gadis yang seumuran dengannya sedang melawan segerombolan anak yang
selalu mengejeknya. Karena kalah argumen, anak-anak nakal itu pun pergi.
"Hei… kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu,
"Hm…" anak lelaki berambut merah itu hanya mengangguk. Dirinya merasa
kagum dengan keberanian yang dimiliki anak kecil itu.
"Namaku Rukia… lain kali kita ketemu lagi ya…"
gadis itu pun pergi sambil melambaikan tangannya.
"Keren… Rukia-chan, kita pasti akan bertemu lagi…"
;;
;;
Disclaimer: Tite Kubo
Rate: Mature
Warning: OOC, AU,
typo(s), gaje, bahasa ancur, EYD berantakan, sedikit lime, dll
Story By: Wakamiya
Hikaru
;;
"Kindan No
Ai"
Don't like don't read
;;
;;
;;
;;
;;
"Kau duluan saja Inoue, aku mau mengembalikan buku ini
dulu ke perpustakaan."
"Hm… baikalah Rukia-chan, Jaa~" lambai Inoue
kepada temanya, Rukia.
"Uh, buku-buku ini berat sekali!" keluh Rukia.
"Perlu bantuan?" Rukia terdiam melihat seorang
pria yang tiba-tiba menawarkan bantuan kepadanya.
"Siapa kau?" tanya Rukia. Ashido Kano mendungus
geli, dugaan bahwa Rukia tidak memperhatikannya saat perkenalan sebagai murid
baru di depan kelas benar.
Dengan santai ia langsung mengambil buku yang dibawa Rukia,
"Aku Ashido Kano," Rukia hanya menaikkan alisnya, tidak mengerti
dengan apa yang dilakukan pria dihadapannya ini.
"Aku Ashido Kano, anak baru di kelasmu," jelas
Ashido saat melihat wajah bingung Rukia, 'anak baru? Di kelasku?' pikir Rukia.
"Ah, maaf, aku tidak tau kalau kau adalah murid baru di
kelasku," ucap Rukia sambil membungkuk canggung.
"Haha, tenanglah, aku sama sekali tidak tersinggung,
jangan bersikap canggung begitu Rukia-chan." mendengar Ashido memanggil
namanya, Rukia pu langsung menegapkan tubuhnya.
"Dari mana kau tau namaku?" tanya Rukia penuh
selidik. "Ah, aku melihat teman-temanmu memanggilmu begitu, tidak
apa-apakan kalau aku ikut memanggilmu begitu?" tanya Ashido sambil
tersenyum ramah.
Rukia merasa aneh dengan pria yang bernama Ashido itu, dengan
enggan Rukia menjawab, "Iya… terserah kau saja. Jadi, sekarang kembalikan
buku itu!"
Ashido menyeringai mendengar penuturan Rukia, dengan
santainya dia membawa buku yang direbutnya dari Rukia, "Hei… Tunggu!"
teriak Rukia sambil mengejar Ashido. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada orang
yang memperhatikan mereka dengan ekspresi dingin, "Cih…!"
;;
;;
;;
"Tadaima…"
"…" tidak ada jawaban, merasa aneh Rukia pun
segera masuk ke dalam rumah setelah meletakkan dengan rapi sepatunya. Sebelum
memasuki ruang tamu, Rukia melihat ada catatan kecil yang tertempel di dinding
dekat dapur, dengan cekatan Rukia pun membaca isi memo tersebut.
' Rukia-nee,
Ichi-nii, Yuzu dan Karin-chan saat ini sedang pergi ke rumah nana-chan utnutk
mengerjakan tugas kelompok, sedangkan kaa-san pergi ke rumah sakit mengantar
makanan untuk tou-san. Karena itu jika Rukia-nee dan Ichi-nii belum makan,
ambil saja makanan yang ada di kulkas.
Yuzu
P.s. bahan untuk makan malam telah habis jadi tolong ya Rukia-nee ^^'
P.s. bahan untuk makan malam telah habis jadi tolong ya Rukia-nee ^^'
Setelah membaca memo dari Yuzu yang merupakan adiknya, ia
pun segera menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaian.
Dengan pelan Rukia membuka pintu kamarnya, setelah
menyalakan lampu ia segera menuju ke kamar mandi. Setelah 5 menit berada di
dalam kamar mandi, Rukia pun keluar dengan pakaian santainya. Namun baru beberapa
langkah, tiba-tiba ia di dorong oleh seseorang hingga membuat tubuh mungilnya bertabrakan
dengan dinding yang ada di belakangnya.
"Hei!? Apa yang… ummp!" Rukia berontak saat orang
yang tiba-tba mendorongnya itu mencium kasar bibirnya. Rukia berusaha mendorong
tubuh orang yang saat ini semakin kasar menciumnya, bahkan tangan orang itu
mulai meremas dada Rukia.
"Ah! Ngh~ le,lepaskan uhh…” melihat perlakuan yang semakin jauh itu Rukia berusaha berteriak,
"Sst… diamlah! Aku akan lebih kasar lagi jika kau terus
berontak!" Rukia terkejut mendengar suara orang yang sedang menyerangnya,
dengan pelan Rukia mengangkat kepalanya untuk melihat orang tersebut.
"Ichigo?!" orang itu a.k.a Kurosaki Ichigo menatap
datar Rukia, "Apa yang kau lakukan Ichigo?" Ichigo hanya diam sambil
menunduk, ia mencium leher Rukia dengan lembut, tidak kasar seperti saat ia
mencium bibir Rukia.
Rukia berhenti memberontak saat diketahuinya bahwa orang
yang menyerangnya adalah Ichigo. Rukia terdiam melihat perlakuan aneh yang dilakukan
Ichigo padanya, "Ada apa Ichi? Kenapa kau bertingkah aneh?" tanya
Rukia dengan lembut.
"Siapa lelaki itu Rukia?"
"Eh?" Rukia kaget dengan penuturan Ichigo yang
tiba-tiba itu. "siapa orang yang kau maksud Ichigo?" tanya Rukia
tidak mengerti dengan ucapan Ichigo.
Ichigo hanya diam, dengan ekspresi aneh Ichigo menatap
Rukia, "Lelaki berambut merah yang berbicara denganmu beberapa jam yang
lalu! "Rukia terdiam sejenak, 'Seorang lelaki? Lelaki berambut merah yang kutemui
beberapa jam yang lalu?' tanya Rukia pada dirinya sendiri, karena setaunya
beberapa jam yang lalu ia berada di sekolah dan mengantar buku ke
perpustakaan...
"Ah! Maksudmu Ashido? Dia itu murid baru di kelasku,
memangnya kenapa dengannya Ichi? Ichigo bergumam kesal, tidakkah Rukia sadar
kalau Ichigo cemburu? Tidak cukupkah dengan perlakuan Ichigo beberapa menit
yang lalu? ckck... Dengan gerak cepat Ichigo mengangkat tubuh Rukia ke atas tempat
tidur dan menindihnya.
"Ng, Ichigo!? Apa yang akan kau lakukan?"
"Dilihat dari tindakanku ini kau pasti dapat menebak
apa yang akan kulakukan padamu kan?"
"Eh?! Ta,tapi aku harus… mmph…" terlambat, sebelum
Rukia memperotes, Ichigo sudah lebih dulu membungkam bibir Rukia dengan bibirnya.
"I, Ichi Ngh~…" Rukia berusaha menolak Ichigo, ia
tidak ingin terbuai oleh sentuhan Ichigo, tidak untuk saat ini.
Melihat Rukia yang berusaha memberontak Ichigo pun
menyatukan kedua tangan Rukia dan meletakkannya di atas kepala Rukia.
"Kau akan menyesal karena telah membuatku kesal
Rukia!" Rukia terkejut saat mendengar kata-kata
Ichigo yang penuh penekanan itu. Ia tidak mengerti apakah ia telah berbuat sesuatu yang membuat Ichigo kesal padanya.
Ichigo yang penuh penekanan itu. Ia tidak mengerti apakah ia telah berbuat sesuatu yang membuat Ichigo kesal padanya.
"Apa maksudmu Ichigo? Apa ada sikapku yang membuatmu
kesal hari ini?" tanya Rukia dengan heran namun bukannya menjawab pertanyaan
Rukia, Ichigo malah asik mencumbu belahan dadanya. Merasa jengkel, Rukia pun
menendang Ichigo.
DUAK!
"ADAW! Apa yang kau lakukan Rukia!?" rintih Ichigo
sambil mengelus-elus selangkangannya yang baru saja ditendang Rukia. Rukia yang
melihat Ichigo meringis kesakitan merasa tak tega, tapi karena rasa kesalnya
terhadap Ichigo ia pun mencoba untuk tidak peduli.
"Salahmu sendiri! Kenapa kau mengacuhkanku?!"
"Ck! Aku hanya ingin menghukummu midget!"
"A,apa?! Menghukumku? Untuk apa?!" Ichigo terdiam
mendengar pembelaan dari Rukia, melihat itu otak Rukia bekerja lebih cepat,
"Tunggu dulu, Ichigo jangan-jangan kau… cemburu?"
"…" tidak ada jawaban dari Ichigo dan itu membuat
keyakinan Rukia bahwa Ichigo cemburu kepada Ashido.
mengetahui hal itu benar Rukia pun tertawa.
"Apa yang kau tertawakan Rukia?" tanya Ichigo
kesal.
"Pfh… haha, maaf. Aku tidak menyangka kalau kau
ternyata bisa cemburu juga, haha…" melihat Rukia yang menertawakan
dirinya, Ichigo pun menghampiri Rukia.
"Memangnya kenapa kalau aku cemburu? Kau milikku dan
akan selalu menjadi milikku, bagaimana pun juga aku pasti marah jika melihat
milikku dekat dengan lelaki lain selain aku."
Rukia tersipu mendengar pernyataan tegas dari Ichigo. Namun
kemudian Rukia tersenyum lembut ke arah Ichigo, "Kau tenang saja Ichi,
sampai kapan pun aku hanya akan melihatmu karena aku sudah dimiliki sepenuhnya olehmu,
termasuk hatiku ini Ichi."
melihat Rukia yang tersenyum lembut ke arahnya membuat
perasaan cemburu Ichigo hilang seketika.
"Eh, Ichigo kau mau apa?" tanya Rukia saat dengan
tiba-tiba Ichigo mendorong tubunhya ke tembok.
"Tentu saja melanjutkan hal yang sempat tertunda."
"A,apa?! Ta,tapi aku harus membeli bahan masakan untuk
makan malam!"
"kita akan melakukannya dengan cepat, jadi sebelum
mereka datang aku akan mengantarmu ke supermarket terdekat untuk membeli semua
yang dibutuhkan Yuzu," tawar Ichigo
"Tapi, Ah~…" Rukia melenguh ketika dirasakannya
tangan Ichigo mulai meraba-raba dadanya.
"I, Ichigo! Berhen… tihh!" tanpa mendengarkan
penolakan dari Rukia dengan santainya Ichigo berusaha membuka baju yang
dikenakan Rukia.
Melihat itu Rukia berusaha menjauhkan tangan Ichigo dari tubuhnya,
namun karena merasa
usahanya sia-sia ia pun menginjak kerak kaki Ichigo.
usahanya sia-sia ia pun menginjak kerak kaki Ichigo.
"Ugh!? Rukia, kau…!?" Ichigo tidak dapat mengajukan
protes kepada Rukia atas apa yang Rukia lakukan padanya, karena saat ini Rukia
sudah tidak ada lagi di kamar bersamanya.
"Grr… dasar midget!" teriak Ichigo frustasi karena
tidak dapat menuntaskan keinginannya terhadap Rukia. Sedangkan Rukia yang mendengar
teriakan Ichigo hanya tersenyum sambil berkata, "Kau tidak bisa memaksaku
Ichi,"
;;
;;
Sore hari adalah waktu yang sering digunakan oleh anak-anak remaja untuk jalan-jalan bersama pacar, nonton di bioskop, bercanda tawa bersama teman-teman dan kegiatan yang lain seperti yang di lakukan oleh Rukia. Saat ini ia berada di sebuah kafe dengan seorang pria yang ia temui beberapa menit yang lalu.
"Apa yang kau lakukan di sini, Ashido?" tanya
Rukia pada orang yang ada di hadapannya.
"Ini adalah kafe pamanku jadi, setiap ada waktu luang
aku membantu di sini." jawab Ashido sambil meletakkan gelasnya dengan
pelan sedangkan Rukia hanya ber 'oh' ria.
"Eh? Sudah hampir malam, aku harus pulang." Jawab
Rukia sambil mengambil barang bawaannya.
"Biar kuantar." tawar Ashido sambil ikut berdiri.
"Eh? Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri." tolak
Rukia dengan halus.
"Tak perlu sungkan anggap saja ini sebagai balasan
karena sudah menabrakmu tadi,"
"Tapi kau sudah minta maaf sekaligus mentraktirku minum
teh." Tanpa mendengarkan perkataan Rukia , Ashido pun mengambil barang
bawaan Rukia dan berjalan mendahului Rukia.
"Dasar keras kepala," gumam Rukia.
Mau tak mau Rukia pun membiarkan Ashido mengantarkannya
pulang. Mereka berdua berjalan beriringan sambil membicarakan banyak hal yang membuat
mereka menjadi dekat dan saling mengenal satu sama lain meski tidak seluruhnya.
"Ah, kita sudah sampai. Terimakasih karena kau telah
repot-repot mengantarku pulang."
"Tidak masalah, sekarang masuklah,"kata Ashido
sambil memberikan barang bawaan Rukia.
"Hm, sekali lagi terimakasih. Apa kau tidak mau mampir
dulu?"
"Tidak usah, lain kali saja, sekarang kau
masuklah," tolak Ashido dengan halus. Sambil mengucapkan terimakasih untuk
yang kesekian kalinya Rukia pun masuk ke dalam rumah, tanpa manyadari bahwa
Ashido sedang menyeringai ke arahnya, "Tidak untuk hari ini…
Rukia-chan,"
;;
;;
;;
TBC
No comments:
Post a Comment