Thursday 28 August 2014

Bleach Fanfiction : Kindan No Ai #2





Re-post from fanfiction.net

Chapter 2

"Haha… lihat anak itu! Anak lelaki itu cengeng, haha,"

"Haha… benar, baru didorong seperti itu saja sudah nangis,"

"Haha… dasar cengeng," hinaan dan ejekan dari segerombolan anak lelaki membuat seorang anak lelaki berambut merah semakin menangis.

"Hei…! Apa yang kalian lakukan padanya?" teriak seorang gadis kecil.


Anak kecil berambut merah itu menoleh, dapat dilihatnya seorang gadis yang seumuran dengannya sedang melawan segerombolan anak yang selalu mengejeknya. Karena kalah argumen, anak-anak nakal itu pun pergi.

"Hei… kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu, "Hm…" anak lelaki berambut merah itu hanya mengangguk. Dirinya merasa kagum dengan keberanian yang dimiliki anak kecil itu.

"Namaku Rukia… lain kali kita ketemu lagi ya…" gadis itu pun pergi sambil melambaikan tangannya.

"Keren… Rukia-chan, kita pasti akan bertemu lagi…"

;;
;;

Disclaimer: Tite Kubo

Rate: Mature

Warning: OOC, AU, typo(s), gaje, bahasa ancur, EYD berantakan, sedikit lime, dll

Story By: Wakamiya Hikaru

;;

"Kindan No Ai"

Don't like don't read

;;
;;
;;

"Kau duluan saja Inoue, aku mau mengembalikan buku ini dulu ke perpustakaan."

"Hm… baikalah Rukia-chan, Jaa~" lambai Inoue kepada temanya, Rukia.
"Uh, buku-buku ini berat sekali!" keluh Rukia.

"Perlu bantuan?" Rukia terdiam melihat seorang pria yang tiba-tiba menawarkan bantuan kepadanya.

"Siapa kau?" tanya Rukia. Ashido Kano mendungus geli, dugaan bahwa Rukia tidak memperhatikannya saat perkenalan sebagai murid baru di depan kelas benar.

Dengan santai ia langsung mengambil buku yang dibawa Rukia, "Aku Ashido Kano," Rukia hanya menaikkan alisnya, tidak mengerti dengan apa yang dilakukan pria dihadapannya ini.

"Aku Ashido Kano, anak baru di kelasmu," jelas Ashido saat melihat wajah bingung Rukia, 'anak baru? Di kelasku?' pikir Rukia.

"Ah, maaf, aku tidak tau kalau kau adalah murid baru di kelasku," ucap Rukia sambil membungkuk canggung.

"Haha, tenanglah, aku sama sekali tidak tersinggung, jangan bersikap canggung begitu Rukia-chan." mendengar Ashido memanggil namanya, Rukia pu langsung menegapkan tubuhnya.

"Dari mana kau tau namaku?" tanya Rukia penuh selidik. "Ah, aku melihat teman-temanmu memanggilmu begitu, tidak apa-apakan kalau aku ikut memanggilmu begitu?" tanya Ashido sambil tersenyum ramah.

Rukia merasa aneh dengan pria yang bernama Ashido itu, dengan enggan Rukia menjawab, "Iya… terserah kau saja. Jadi, sekarang kembalikan buku itu!"

Ashido menyeringai mendengar penuturan Rukia, dengan santainya dia membawa buku yang direbutnya dari Rukia, "Hei… Tunggu!" teriak Rukia sambil mengejar Ashido. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada orang yang memperhatikan mereka dengan ekspresi dingin, "Cih…!"

;;
;;

"Tadaima…"

"…" tidak ada jawaban, merasa aneh Rukia pun segera masuk ke dalam rumah setelah meletakkan dengan rapi sepatunya. Sebelum memasuki ruang tamu, Rukia melihat ada catatan kecil yang tertempel di dinding dekat dapur, dengan cekatan Rukia pun membaca isi memo tersebut.


' Rukia-nee, Ichi-nii, Yuzu dan Karin-chan saat ini sedang pergi ke rumah nana-chan utnutk mengerjakan tugas kelompok, sedangkan kaa-san pergi ke rumah sakit mengantar makanan untuk tou-san. Karena itu jika Rukia-nee dan Ichi-nii belum makan, ambil saja makanan yang ada di kulkas.

Yuzu
P.s. bahan untuk makan malam telah habis jadi tolong ya Rukia-nee ^^'


Setelah membaca memo dari Yuzu yang merupakan adiknya, ia pun segera menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

Dengan pelan Rukia membuka pintu kamarnya, setelah menyalakan lampu ia segera menuju ke kamar mandi. Setelah 5 menit berada di dalam kamar mandi, Rukia pun keluar dengan pakaian santainya. Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba ia di dorong oleh seseorang hingga membuat tubuh mungilnya bertabrakan dengan dinding yang ada di belakangnya.

"Hei!? Apa yang… ummp!" Rukia berontak saat orang yang tiba-tba mendorongnya itu mencium kasar bibirnya. Rukia berusaha mendorong tubuh orang yang saat ini semakin kasar menciumnya, bahkan tangan orang itu mulai meremas dada Rukia.

"Ah! Ngh~ le,lepaskan uhh…” melihat perlakuan yang semakin jauh itu Rukia berusaha berteriak,
"Sst… diamlah! Aku akan lebih kasar lagi jika kau terus berontak!" Rukia terkejut mendengar suara orang yang sedang menyerangnya, dengan pelan Rukia mengangkat kepalanya untuk melihat orang tersebut.

"Ichigo?!" orang itu a.k.a Kurosaki Ichigo menatap datar Rukia, "Apa yang kau lakukan Ichigo?" Ichigo hanya diam sambil menunduk, ia mencium leher Rukia dengan lembut, tidak kasar seperti saat ia mencium bibir Rukia.

Rukia berhenti memberontak saat diketahuinya bahwa orang yang menyerangnya adalah Ichigo. Rukia terdiam melihat perlakuan aneh yang dilakukan Ichigo padanya, "Ada apa Ichi? Kenapa kau bertingkah aneh?" tanya Rukia dengan lembut.

"Siapa lelaki itu Rukia?"

"Eh?" Rukia kaget dengan penuturan Ichigo yang tiba-tiba itu. "siapa orang yang kau maksud Ichigo?" tanya Rukia tidak mengerti dengan ucapan Ichigo.

Ichigo hanya diam, dengan ekspresi aneh Ichigo menatap Rukia, "Lelaki berambut merah yang berbicara denganmu beberapa jam yang lalu! "Rukia terdiam sejenak, 'Seorang lelaki? Lelaki berambut merah yang kutemui beberapa jam yang lalu?' tanya Rukia pada dirinya sendiri, karena setaunya beberapa jam yang lalu ia berada di sekolah dan mengantar buku ke perpustakaan...

"Ah! Maksudmu Ashido? Dia itu murid baru di kelasku, memangnya kenapa dengannya Ichi? Ichigo bergumam kesal, tidakkah Rukia sadar kalau Ichigo cemburu? Tidak cukupkah dengan perlakuan Ichigo beberapa menit yang lalu? ckck... Dengan gerak cepat Ichigo mengangkat tubuh Rukia ke atas tempat tidur dan menindihnya.

"Ng, Ichigo!? Apa yang akan kau lakukan?"

"Dilihat dari tindakanku ini kau pasti dapat menebak apa yang akan kulakukan padamu kan?"

"Eh?! Ta,tapi aku harus… mmph…" terlambat, sebelum Rukia memperotes, Ichigo sudah lebih dulu membungkam bibir Rukia dengan bibirnya.

"I, Ichi Ngh~…" Rukia berusaha menolak Ichigo, ia tidak ingin terbuai oleh sentuhan Ichigo, tidak untuk saat ini.
Melihat Rukia yang berusaha memberontak Ichigo pun menyatukan kedua tangan Rukia dan meletakkannya di atas kepala Rukia.

"Kau akan menyesal karena telah membuatku kesal Rukia!" Rukia terkejut saat mendengar kata-kata
Ichigo yang penuh penekanan itu. Ia tidak mengerti apakah ia telah berbuat sesuatu yang membuat Ichigo kesal padanya.
"Apa maksudmu Ichigo? Apa ada sikapku yang membuatmu kesal hari ini?" tanya Rukia dengan heran namun bukannya menjawab pertanyaan Rukia, Ichigo malah asik mencumbu belahan dadanya. Merasa jengkel, Rukia pun menendang Ichigo.

DUAK!

"ADAW! Apa yang kau lakukan Rukia!?" rintih Ichigo sambil mengelus-elus selangkangannya yang baru saja ditendang Rukia. Rukia yang melihat Ichigo meringis kesakitan merasa tak tega, tapi karena rasa kesalnya terhadap Ichigo ia pun mencoba untuk tidak peduli.

"Salahmu sendiri! Kenapa kau mengacuhkanku?!"

"Ck! Aku hanya ingin menghukummu midget!"

"A,apa?! Menghukumku? Untuk apa?!" Ichigo terdiam mendengar pembelaan dari Rukia, melihat itu otak Rukia bekerja lebih cepat, "Tunggu dulu, Ichigo jangan-jangan kau… cemburu?"

"…" tidak ada jawaban dari Ichigo dan itu membuat keyakinan Rukia bahwa Ichigo cemburu kepada Ashido.

mengetahui hal itu benar Rukia pun tertawa.

"Apa yang kau tertawakan Rukia?" tanya Ichigo kesal.

"Pfh… haha, maaf. Aku tidak menyangka kalau kau ternyata bisa cemburu juga, haha…" melihat Rukia yang menertawakan dirinya, Ichigo pun menghampiri Rukia.
"Memangnya kenapa kalau aku cemburu? Kau milikku dan akan selalu menjadi milikku, bagaimana pun juga aku pasti marah jika melihat milikku dekat dengan lelaki lain selain aku."

Rukia tersipu mendengar pernyataan tegas dari Ichigo. Namun kemudian Rukia tersenyum lembut ke arah Ichigo, "Kau tenang saja Ichi, sampai kapan pun aku hanya akan melihatmu karena aku sudah dimiliki sepenuhnya olehmu, termasuk hatiku ini Ichi."

melihat Rukia yang tersenyum lembut ke arahnya membuat perasaan cemburu Ichigo hilang seketika.

"Eh, Ichigo kau mau apa?" tanya Rukia saat dengan tiba-tiba Ichigo mendorong tubunhya ke tembok.

"Tentu saja melanjutkan hal yang sempat tertunda."

"A,apa?! Ta,tapi aku harus membeli bahan masakan untuk makan malam!"

"kita akan melakukannya dengan cepat, jadi sebelum mereka datang aku akan mengantarmu ke supermarket terdekat untuk membeli semua yang dibutuhkan Yuzu," tawar Ichigo

"Tapi, Ah~…" Rukia melenguh ketika dirasakannya tangan Ichigo mulai meraba-raba dadanya.

"I, Ichigo! Berhen… tihh!" tanpa mendengarkan penolakan dari Rukia dengan santainya Ichigo berusaha membuka baju yang dikenakan Rukia.

Melihat itu Rukia berusaha menjauhkan tangan Ichigo dari tubuhnya, namun karena merasa
usahanya sia-sia ia pun menginjak kerak kaki Ichigo.

"Ugh!? Rukia, kau…!?" Ichigo tidak dapat mengajukan protes kepada Rukia atas apa yang Rukia lakukan padanya, karena saat ini Rukia sudah tidak ada lagi di kamar bersamanya.

"Grr… dasar midget!" teriak Ichigo frustasi karena tidak dapat menuntaskan keinginannya terhadap Rukia. Sedangkan Rukia yang mendengar teriakan Ichigo hanya tersenyum sambil berkata, "Kau tidak bisa memaksaku Ichi,"

;;
;;

Sore hari adalah waktu yang sering digunakan oleh anak-anak remaja untuk jalan-jalan bersama pacar, nonton di bioskop, bercanda tawa bersama teman-teman dan kegiatan yang lain seperti yang di lakukan oleh Rukia. Saat ini ia berada di sebuah kafe dengan seorang pria yang ia temui beberapa menit yang lalu.

"Apa yang kau lakukan di sini, Ashido?" tanya Rukia pada orang yang ada di hadapannya.

"Ini adalah kafe pamanku jadi, setiap ada waktu luang aku membantu di sini." jawab Ashido sambil meletakkan gelasnya dengan pelan sedangkan Rukia hanya ber 'oh' ria.

"Eh? Sudah hampir malam, aku harus pulang." Jawab Rukia sambil mengambil barang bawaannya.

"Biar kuantar." tawar Ashido sambil ikut berdiri.

"Eh? Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri." tolak Rukia dengan halus.

"Tak perlu sungkan anggap saja ini sebagai balasan karena sudah menabrakmu tadi,"

"Tapi kau sudah minta maaf sekaligus mentraktirku minum teh." Tanpa mendengarkan perkataan Rukia , Ashido pun mengambil barang bawaan Rukia dan berjalan mendahului Rukia.

"Dasar keras kepala," gumam Rukia.

Mau tak mau Rukia pun membiarkan Ashido mengantarkannya pulang. Mereka berdua berjalan beriringan sambil membicarakan banyak hal yang membuat mereka menjadi dekat dan saling mengenal satu sama lain meski tidak seluruhnya.

"Ah, kita sudah sampai. Terimakasih karena kau telah repot-repot mengantarku pulang."

"Tidak masalah, sekarang masuklah,"kata Ashido sambil memberikan barang bawaan Rukia.

"Hm, sekali lagi terimakasih. Apa kau tidak mau mampir dulu?"

"Tidak usah, lain kali saja, sekarang kau masuklah," tolak Ashido dengan halus. Sambil mengucapkan terimakasih untuk yang kesekian kalinya Rukia pun masuk ke dalam rumah, tanpa manyadari bahwa Ashido sedang menyeringai ke arahnya, "Tidak untuk hari ini… Rukia-chan,"

;;
;;
;;

TBC

No comments:

Post a Comment